disaat sendiri

Saturday, 29 November 2014

Cara Mixing Drum

 Cara Mixing Drum

Drum adalah sebuah instrument musik yang paling banyak bermasalah dalam proses recording, selain menuntut skill yang tinggi baik bagi drummer maupun sound-engineer-nya, instrument ini juga membutuhkan space yang cukup luas, serta menuntut peralatan recording (microphone) yang lumayan banyak juga. Tulisan ini akan membahas sedikit perihal tehnik recording drum-analog yang dapat diterapkan dalam suatu studio rekaman.

Dalam tulisan ini mengambil sample rekaman dengan menggunakan Yamaha Recording Custom drum kit dengan sebuah kick-drum, snare, single rack-tom, floor-tom, hats dan cymbals. Dengan berasumsi perihal keterbatasan sebuah home-studio -baik dalam hal input maupun microphone yang dimiliki-, contoh-contoh suara maka dalam tulisan ini hanya mempergunakan 6 unit microphone yang diatur sedemikian rupa sehingga mampu mengcover keseluruhan audio (suara drum) yang diperlukan. Selanjutnya akan sedikit dibahas pula perihal penggunaan compressor, gate dan equalizer untuk membantu terciptanya hasil mixing yang maksimal.


Adapun peralatan yang dipergunakan saat recording adalah Neumann KM184 (untuk kick-drum), Shure Beta 57A (untuk snare-drum), Sennheiser MD421 (untuk high-tom), AKG D112 kick drum mic (untuk floor-tom), AKG C414 (untuk overhead dan ambeince room), dengan konfigurasi tata-letak seperti gambar di bawah ini.
Kick-drum adalah merupakan fokus dalam sebuah rhythm-musik, bersama dengan bass gitar instrument ini menciptakan ritme dan groove sebuah lagu. Banyak faktor yang mempengaruhi untuk memperoleh hasil suara kick-drum yang maksimal.

Tahap awal, ceklah suara kick-drum ini, dengarkan secara baik-baik suaranya, jika terlalu boomy maka microphone untuk kick-drum terlalu dekat ke membran.  Aturlah posisi kick- microphone        (yang hal ini menggunakanNeumann KM184) dengan cara memaju-mundurkan letaknya 

 secara hati-hati sehingga  dapat memperoleh suara kick-drum ini sealamiah mungkin, hal ini membutuhkan banyak eksperimen. Yakinlah pada telinga anda.



Adalah suatu hal yang mudah untuk mendapatkan suara snare-drum yang baik bilamana snare-drum yang kita pergunakan itu sendiri telah memiliki produk suara yang baik. Bila kita tidak yakin terhadap snare-drum yang kita pakai, maka tuned snare-drum sesuai dengan karakter suara yang kita butuhkan. Setelah kita rasakan karakter suara snare-drum ini sesuai dengan yang kita butuhkan, maka lanjutkan untuk mendengarkan suara instrument lainnya.

Dalam proses penulisan artikel ini, microphone untuk snare-drum diletakkan tepat ditengah-tengah antara high-hats dan snare-drum dengan angle 30 derajat menghadap snare drum. Satu hal yang patut diperhatikan adalah bahwa sedapat mungkin kita mengurangi suara high-hats yang terlalu keras, oleh karenanya atur posisi microphone sedemikian rupa agar suara high-hats yang masuk tidak terlalu nyaring. Cobalah dengan memaju-mundurkan microphone sampai diperoleh suara yang kita inginkan, karena dalam proses ini kita hanya mempergunakan single microphone untuk merecord snare-drum dan high-hats secara bersamaan.

Selanjutnya, perhatikan tata letak microphone untuk high-tom, dalam hal ini penempatan microphone untuk high-tom ini seperti yang dilakukan pada snare drum di atas, yaitu tidak terlalu dekat dengan angle 30 derajat menghadap ke tengah high-tom. Perlu diperhatikan, bahwa peletakan microphone yang demikian ini akan mampu memperoleh suara high-tom yang cukup baik, tetapi tidak menutup kemungkinan suara cymbal ikut masuk ke dalamnya, namun hal ini dapat diperbaiki dengan melakukan proses 'gating' dan pemakaian compressor  dengan pengaturan attack, ratio dan release yang baik.

Untuk floor-tom dalam hal ini digunakan AKG D112 kick drum mic, sebenarnya microphone jenis ini lebih cocok dipergunakan untuk merekam suara kick-drum, tetapi berhubung floor-tom disini telah dituned secara baik dan dibutuhkan suara low-end yang baik dan bersih, maka dipakailah AKG D112, dengan peletakan yang tidak terlalu dekat ke membran floor-tom.  Pilihan microphone lain yang dapat dipergunakan untuk merekam floor-tom adalah Sennheiser E 609.





Selanjutnya pengaturan microphone untuk mengakomodir suara overhead (cymbals dan akustik ruang) adalah seperti gambar di bawah ini.



Setelah kita record dan panning, maka hasilnya adalah seperti berikut ini DRUM RECORD.

Tahap berikutnya adalah proses 'gating' dan kompresi, yaitu suatu tehnik yang pada dasarnya dipergunakan untuk meminimalisir ambient noise, yang mana  untuk tahap ini dapat mempergunakan hardware atau software noise-gate. Setting untuk snare-drum adalah : attack sekitar 39 milisecond, release 275 milisecond, sedangkan untuk kick-drum attack sekitar 4 milisecond, release sekitar 45 milisecond dengan ratio compresi 3 : 1.

Penggunaan kompressor pada drum adalah merupakan suatu hal yang sangat-sangat subyektif, tergantung pada sang sound-engineer dan dalam hal ini tidak ada kata salah atau benar, semuanya berkaitan dengan masalah selera. Tetapi hendaknya kita memperhatikan macam-macam genre musik yang ada, hal ini berguna untuk memaksimalkan hasil mixing kita, karena pola mixing untuk Jazz akustik tentu berbeda dengan pola mixing untuk Pop musik. Tips yang dapat dipergunakan adalah memperbanyak berlatih dengan berbagai cara mixing, khususnya pola mixing drum.  

Selanjutnya, keseluruhan kelompok drum ini diset dengan mempergunakan ratio 2 : 1, dan inilah hasil proses gating, kompresi dan mixing yang dilakukan DRUM SOUND_MIXING
 
Sumber:http://yoelimmanuella.blogspot.com/2012/09/cara-mixing-drum-bagian-2.html

No comments: