Cara Mixing Drum
Drum
adalah sebuah instrument musik yang paling banyak bermasalah dalam
proses recording, selain menuntut skill yang tinggi baik bagi drummer
maupun sound-engineer-nya, instrument ini juga membutuhkan space yang
cukup luas, serta menuntut peralatan recording (microphone) yang lumayan
banyak juga. Tulisan ini akan membahas sedikit perihal tehnik recording
drum-analog yang dapat diterapkan dalam suatu studio rekaman.
Dalam
tulisan ini mengambil sample rekaman dengan menggunakan Yamaha
Recording Custom drum kit dengan sebuah kick-drum, snare, single
rack-tom, floor-tom, hats dan cymbals. Dengan berasumsi perihal
keterbatasan sebuah home-studio -baik dalam hal input maupun microphone
yang dimiliki-, contoh-contoh suara maka dalam tulisan ini hanya
mempergunakan 6 unit microphone yang diatur sedemikian rupa sehingga
mampu mengcover keseluruhan audio (suara drum) yang diperlukan.
Selanjutnya akan sedikit dibahas pula perihal penggunaan compressor,
gate dan equalizer untuk membantu terciptanya hasil mixing yang
maksimal.
Adapun
peralatan yang dipergunakan saat recording adalah Neumann KM184 (untuk
kick-drum), Shure Beta 57A (untuk snare-drum), Sennheiser MD421 (untuk
high-tom), AKG D112 kick drum mic (untuk floor-tom), AKG C414 (untuk
overhead dan ambeince room), dengan konfigurasi tata-letak seperti
gambar di bawah ini.
Kick-drum
adalah merupakan fokus dalam sebuah rhythm-musik, bersama dengan bass
gitar instrument ini menciptakan ritme dan groove sebuah lagu. Banyak
faktor yang mempengaruhi untuk memperoleh hasil suara kick-drum yang
maksimal.
Tahap
awal, ceklah suara kick-drum ini, dengarkan secara baik-baik suaranya,
jika terlalu boomy maka microphone untuk kick-drum terlalu dekat ke
membran. Aturlah posisi kick- microphone (yang hal ini
menggunakanNeumann KM184) dengan cara memaju-mundurkan letaknya
secara
hati-hati sehingga dapat memperoleh suara kick-drum ini sealamiah
mungkin, hal ini membutuhkan banyak eksperimen. Yakinlah pada telinga
anda.
Adalah
suatu hal yang mudah untuk mendapatkan suara snare-drum yang baik
bilamana snare-drum yang kita pergunakan itu sendiri telah memiliki
produk suara yang baik. Bila kita tidak yakin terhadap snare-drum yang
kita pakai, maka tuned snare-drum sesuai dengan karakter suara yang kita
butuhkan. Setelah kita rasakan karakter suara snare-drum ini sesuai
dengan yang kita butuhkan, maka lanjutkan untuk mendengarkan suara
instrument lainnya.
Dalam
proses penulisan artikel ini, microphone untuk snare-drum diletakkan
tepat ditengah-tengah antara high-hats dan snare-drum dengan angle 30
derajat menghadap snare drum. Satu hal yang patut diperhatikan adalah
bahwa sedapat mungkin kita mengurangi suara high-hats yang terlalu
keras, oleh karenanya atur posisi microphone sedemikian rupa agar suara
high-hats yang masuk tidak terlalu nyaring. Cobalah dengan
memaju-mundurkan microphone sampai diperoleh suara yang kita inginkan,
karena dalam proses ini kita hanya mempergunakan single microphone untuk
merecord snare-drum dan high-hats secara bersamaan.
Selanjutnya,
perhatikan tata letak microphone untuk high-tom, dalam hal ini
penempatan microphone untuk high-tom ini seperti yang dilakukan pada
snare drum di atas, yaitu tidak terlalu dekat dengan angle 30 derajat
menghadap ke tengah high-tom. Perlu diperhatikan, bahwa peletakan
microphone yang demikian ini akan mampu memperoleh suara high-tom yang
cukup baik, tetapi tidak menutup kemungkinan suara cymbal ikut masuk ke
dalamnya, namun hal ini dapat diperbaiki dengan melakukan proses
'gating' dan pemakaian compressor dengan pengaturan attack, ratio dan
release yang baik.
Untuk
floor-tom dalam hal ini digunakan AKG D112 kick drum mic, sebenarnya
microphone jenis ini lebih cocok dipergunakan untuk merekam suara
kick-drum, tetapi berhubung floor-tom disini telah dituned secara baik
dan dibutuhkan suara low-end yang baik dan bersih, maka dipakailah AKG
D112, dengan peletakan yang tidak terlalu dekat ke membran floor-tom.
Pilihan microphone lain yang dapat dipergunakan untuk merekam floor-tom
adalah Sennheiser E 609.
Selanjutnya
pengaturan microphone untuk mengakomodir suara overhead (cymbals dan
akustik ruang) adalah seperti gambar di bawah ini.
Setelah kita record dan panning, maka hasilnya adalah seperti berikut ini DRUM RECORD.
Tahap
berikutnya adalah proses 'gating' dan kompresi, yaitu suatu tehnik yang
pada dasarnya dipergunakan untuk meminimalisir ambient noise, yang
mana untuk tahap ini dapat mempergunakan hardware atau software
noise-gate. Setting untuk snare-drum adalah : attack sekitar 39
milisecond, release 275 milisecond, sedangkan untuk kick-drum attack
sekitar 4 milisecond, release sekitar 45 milisecond dengan ratio
compresi 3 : 1.
Penggunaan
kompressor pada drum adalah merupakan suatu hal yang sangat-sangat
subyektif, tergantung pada sang sound-engineer dan dalam hal ini tidak
ada kata salah atau benar, semuanya berkaitan dengan masalah selera.
Tetapi hendaknya kita memperhatikan macam-macam genre musik yang ada,
hal ini berguna untuk memaksimalkan hasil mixing kita, karena pola
mixing untuk Jazz akustik tentu berbeda dengan pola mixing untuk Pop
musik. Tips yang dapat dipergunakan adalah memperbanyak berlatih dengan
berbagai cara mixing, khususnya pola mixing drum.
Selanjutnya,
keseluruhan kelompok drum ini diset dengan mempergunakan ratio 2 : 1,
dan inilah hasil proses gating, kompresi dan mixing yang dilakukan DRUM SOUND_MIXING.
Sumber:http://yoelimmanuella.blogspot.com/2012/09/cara-mixing-drum-bagian-2.html
No comments:
Post a Comment